Memilih Dasi untuk Hadiah

Jumat, 29/1/2010 | 20:13 WIB
KOMPAS.com — Memberi hadiah untuk pria memang kadang-kadang menjadi sulit. Maklum, barang-barang kesukaan pria memang cenderung mahal. Kalau bukan gadget, action figure original yang dibeli langsung dari studio filmnya, pakaian, sepatu, atau tas, stik bilyar, aduuuh... apa lagi, ya?

Dasi termasuk hadiah yang paling sering dipikirkan wanita untuk diberikan kepada pria, entah itu rekan kerja, atasan, atau pasangan...


Dasi termasuk hadiah yang paling sering dipikirkan wanita untuk diberikan kepada pria, entah itu rekan kerja, atasan, atau pasangan. Entah kenapa, rasanya ini hadiah yang paling aman. Boleh saja bila Anda berpikir seperti ini. Namun, ada yang perlu Anda perhatikan saat memilih dasi sebagai hadiah.


* Orang sering kali menganggap dasi sebagai hadiah ulang tahun, hadiah ulang tahun perkawinan, atau hadiah Natal. Padahal tidak harus begitu. Namun, Anda juga jangan memberikan dasi karena tidak tahu lagi harus memberikan hadiah apa untuk si dia.


* Pikirkan dulu mengenai pria yang ingin Anda belikan dasi. Apakah dasi itu akan dikenakannya ke kantor, atau ke resepsi perkawinan? Apakah dasi itu akan menjadi aksesori yang berselera baik untuknya, menjadi aksen yang mencuri perhatian, atau hanya akan membuatnya ditertawakan (karena tak biasa mengenakan dasi)?


* Apakah ia lebih menyukai dasi polos atau yang bermotif. Bila yang polos, apakah ia menyukai warna-warna yang klasik, ataukah yang bisa dikenakan secara lebih fashionable seperti one-tone? Bila bermotif, apakah yang bergaris-garis atau abstrak?


* Pilih dasi dengan desain atau gambar yang kira-kira akan disukai penerimanya. Contohnya, logo klub sepak bola, warna tim kesayangannya, atau bahkan tokoh kartun favoritnya (siapa tahu, kan?). Asal tidak terlalu mencolok mata, gambar-gambar semacam itu akan terlihat menarik pada dasi.


* Seberapa fashionable pria yang akan Anda beri dasi ini? Jika ia cukup berani mengikuti tren, Anda bisa memberikan gift voucher dari butik favoritnya agar ia bisa memilih sendiri dasi yang diinginkannya.
(DIN Editor: din, Sumber: Yahoo!)

Palagi kalo Dasi nya corak batik... wah dijamin lebih keren, sangat tepat bila dihadiahkan untuk rekanan dari luar negeri... Dasi Batik kan cuma ada di Indonesia? kan lebih Indonesianis banget...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dasi Batik Online: Dicari Expertis Batik

Batik, Wayang, Keris, jadi Warisan Budaya Dunia
Sosbud / Jumat, 5 Februari 2010 17:47 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta:
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya Dunia (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) telah memasukkan batik, keris, dan wayang Indonesia ke dalam daftar warisan budaya tak benda dunia.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyerahkan sertifikat pengakuan UNESCO tersebut kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dalam sebuah seremoni di kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jakarta, Jumat (5/2).

Usai menerima sertifikat itu, Agung menyerahkannya kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang selanjutnya akan memegang tanggung jawab pelestarian warisan-warisan budaya tersebut. "Selain sertifikat pengakuan terhadap tiga mata budaya tak benda, pemerintah juga menerima sertifikat best practices pelestarian batik," kata Agung.

Ia mengatakan, sebagai negara yang mata budaya tak bendanya masuk ke dalam daftar warisan budaya tak benda dunia Indonesia terikat dengan kewajiban untuk melestarikan mata budaya tersebut. "Kita semua punya tanggung jawab untuk melestarikan warisan budaya ini, misalnya dengan sering memakai batik. Hanya untuk wayang dan keris yang agak berat," kata Jero.

Ia mengajak seluruh komponen masyarakat berpartisipasi dalam upaya pelestarian warisan budaya tersebut dengan mempelajarinya. "Saya mengajak semua untuk sering menonton wayang, supaya mata budaya ini bisa terus ada," katanya.

Jero mengatakan, pemerintah akan mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung upaya pelestarian warisan budaya.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menambahkan, pemerintah juga mendukung pengembangan produk budaya yang dikategorikan sebagai produk ekonomi kreatif tersebut.

Selain itu, kata Agung, pemerintah akan mendapat bantuan teknis dan dana konservasi dari UNESCO untuk mendukung upaya pelestarian produk budaya nasional yang sudah masuk ke dalam daftar warisan budaya dunia.

Jero mengatakan, pemerintah akan menginventarisir mata budaya yang ada di Indonesia dan berjuang memasukkannya karya budaya yang dianggap paling agung ke dalam daftar representatif UNESCO.

Ketua Pelaksana Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman mengatakan tahun ini pemerintah menyusun proposal untuk memasukkan angklung dan tari saman ke dalam daftar representatif UNESCO. "Tahun depan kita akan berusaha menyusun proposal untuk memasukkan tenun ikat dan gamelan," katanya.

Ia menjelaskan, selama ini upaya untuk menyiapkan proposal pemasukkan mata budaya ke dalam daftar representatif badan dunia itu sering terkendala minimnya akademisi yang memiliki pengetahuan mendalam tentang suatu mata budaya. "Seperti batik misalnya, praktisinya banyak. Tapi cari profesor yang ahli tentang batik susahnya setengah mati," demikian Arief Rachman. (Ant/ICH)

Pendapatku:
Cari Expetis Batik apa susah ya? Susah sie gak juga, saat ini di Solo sebagai Ibukotanya kota Batik masih banyak terdapat orang-orang expertis batik. Hanya saja mereka justru yang memiliki Ilmu Batik tapi sudah banyak diantara mereka yang udah gak bisa kerja bikin batik lagi. Hal ini karena salah satu sebabnya mereka "telah kalah sebelu bertanding" dalam hal keilmuan dalam marketing dan kekurangan modal.

Adalah seorang Parno (63th) yang menguasai jenis-jenis zat warna batik dari mulai jenis warna serat alam, napthol sampai dengan zat warna sintetis, tetapi saat ini beliau memilih bekerja sebagai pedagang obat-obatan herbal di Solo.

Kondisi ketidak-adaan order batik yang diharap-harapkannya menyebabkan dia beralih profesi sebagai pedagang obat-obatan Herbal. Kondisi "paceklik" yang berkepanjangan sejak tahun 2002 sampai dengan 2008 waktu itu, menyebabkan beliau terpaksa menjual semua alat-alat produksi batiknya untuk ditukarkannya dengan sesuap nasi, dan sisanya dibelikan barang dagangaan obat-obatan Herbal.

selama enam tahun bertahan dalam kondisi ketidak-adaan harapan waktu itu sangat-sangat manusiawi apabila beliau memilih banting setir untuk menyelamatkan perahu rumah tangganya... oh, sungguh kasian sekali

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ketika anak bermain Batik

Berawal dari undagan seorang guru TK di sebuah sekolah TK di Surakarta, yang mengharapkan kami mau mengajarakan teknik mewarnai batik ke sekolahnya, eeh malah akhirnya banyak sekolah-sekolah yang lain ikutan mengundang kami agar menularkan ilmu batiknya ke anak-anak TK.

Pada awalnya saya minder juga menghadapi anak-anak sekolah, maklum aja sebelumnya belum pernah mengajar. Tapi seiring dengan perjalanan waktu dan beberapa kali hadir, eh ternyata asyik juga mengajak anak-anak bermain batik ini. 

Bahkan pengalaman terakir telah melibatkan 1000 anak mewarnai batik, yang di Sponsori oleh Bank BRI Syariah di kota Surakarta. Wah seru banget liat anak-anak usia TK dan SD sudah kenal meracik warna-warna batik yang dibuatnya sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dasi Batik Online: Dasi Batik Sogan

Dasi Batik Online: Dasi Batik Sogan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dasi Batik kami "PIYAYI"


Kata PIYAYI Berasal dari kata PRIYAYI yang berarti istilah penyebutan "para kaum laki-laki" bangsawan atau para pemegang jabatan tertentu dalam sebuah intitusi kerajaan tempo dahulu. Aspek lain yang menjadi nilai budaya dari kaum priyayi dapat dilihat dari aspek budaya feodal. Namun makna feodal disini bukan semata-mata negatif, makna yang lebih tepatnya adalah kemampuan dan wewenang kuasa terhadap sistem kekuasaan tertentu yang dilambangkan dengan berbagai macam simbol, seperti pakaian, rumah, hewan piaraan, upacara-upacara, pesta-pesta, serta berbagai atribut lainnya.

Suatu gambaran yang menarik tentang nilai budaya kaum priyayi seperti yang dikisahkan Umar Kayam dalam karya-karyanya terutama dalam novel Para Priyayi. Dalam novel tersebut digambarkan dengan jelas nilai budaya yang dimiliki oleh Sastrodarsono sebagai seorang priyayi yang berasal dari masyarakat biasa. Ada aktivitas-aktivitas khusus yang hanya dilakukan oleh golongan priyayi seperti gaya hidup, pesata-pesta tertentu, minat yang tinggi terhadap karya sastra dan seni, seperti seni tembang, tari, gamelan dan sebagainya yang tidak dimiliki oleh masyarakat kebanyakan. ....salam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dasi Batik untuk rekanan anda

Batik sebagai warisan budaya bangsa sangat mengagumkan kita. Ter-Insiprasi dari tema inilah maka kami menciptakan Dasi Batik (Necktie Batik). Syukur Alhamdulillah respon para pembaca sangat bagus. Banyak diantara pengunjung yang berminat membeli Dasi Batik kami untuk diberikan kepada rekan-rekan kerja mereka, khususnya untuk rekanan dari Luar Negeri.

Bagaimana dengan anda? Tertarik juga untuk memberikan hadiah unik untuk rekanan anda dari Luar Negeri?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

pengunjung